Monday 10 October 2011

228 per 100000

*Re-post karena ga sengaja ke-delete (thank God for Google Cache)*


228 per 100000..

"Ayo Ibu! Jangan menyerah.."

228 per 100000. 228 kematian setiap 100000 yang hidup.

"Sayang, bertahan sayang.. Demi anak kita, ia butuh ibunya sayang.. Aku butuh kamu sayang!" Sayup-sayup suara Mas Harsa.

Anak kita.. Mas Harsa.. Anak kita..

Sekelibat bayangannya. Bayi merah, agak biru, rambut tebal dan basah, menangis kencang. Namun suara tangis semakin pelan dan mereda. Sang bayi mulai terlihat lebih cerah kulitnya.. Putih, mulus.. Badannya pun bertambah montok.. Ia tumbuh dan terus tumbuh. Dari kecil, hingga sekolah, hingga kuliah, diwisuda.. Anakku!

Itu takdirku. Ya, melihatnya tumbuh dan berkembang. Membimbingnya, mencintainya.. Menjaga titipan Tuhan bersama Mas Harsa.

228 dari 100000, sebagian besar disebabkan oleh pendarahan, juga komplikasi yang disebut eklampsia, serta infeksi.

Tidak! Harus kuraih takdirku! Aku tidak mau jadi sekedar statistik di koran, buku dan seminar! Aku mau jadi ibu untuk anakku dan istri bagi suamiku! Aku harus berjuang!

"Dok, denyut jantungnya ada lagi!"

Dan aku kembali berada di kamar bersalin. Wajah Mas Harsa yang pertama kali terlihat. Ia berkeringat dan berurai air mata. Diciumnya seluruh wajahku.

Tadi kamu pergi sayang.. Kamu pergi! Tapi kamu kembali! Aku tahu kamu pasti kembali!"

Kemudian aku merasa hangat di dadaku. Ada sosok manusia mungil yang sekarang kudekap. Matanya masih tertutup namun mulutnya menganga dan mengecap-ngecap. Ia menggeliat dan kuarahkan wajahnya ke sumber pangan terbaik untuknya.

Tuhan, Kau memberinya hidup melalui diriku. Kau membuatku bisa melihat dirinya tumbuh, tapi masih memberiku kesempatan untuk menjalaninya. Terima kasih, Tuhan!

228 per 100000, Angka Kematian Ibu di Indonesia. Dan aku bukan salah satunya.

0 comments:

Post a Comment