Saturday, 22 October 2011

Hobi #1: Baca

Hobi saya: membaca. :D hobi yg standar banget ya, hehe. Tapi saya
memang dari kecil sudah diarahkan untuk cinta buku..dari bayi Mama
sudah membelikan saya buku2 untuk dibaca dan dimainkan.

Tidak heran tempat favorit says disekolah/kampus adalah perpustakaan.
Saking cintanya sama buku dan perpustakaan, saya waktu SD jadi relawan
perpustakaan disekolah lho. Kalo Mama dinas keluar negeri juga pasti
mintanya oleh2 buku..sampai lama2 diprotes karena ngeberatin bagasi :D

Buku favorit saya waktu kecil adalah seri2 detektif macam 5 Sekawan,
Trio Detektif, STOP, dll.. Saya juga suka baca Enid Blyton. Kemudian
suka baca buku klasik macam Little Women atau Anne of Green Gables.
Beranjak dewasa, masih doyan misteri, tapi yang buat dewasa seperti
Mary Higgins Clark, Sherlock Holmes, dan novel misteri/thriller
lainnya. Dan suka juga buku2 klasik.

Nah, saking ngefansny sama buku, sampai saya mendirikan taman bacaan
dirumah. Terakhir koleksinya mencapai 3000an, cuma karena saya sibuk,
sekarang sudah tutup taman bacaannya.

Sayangnya lagi, sekarang juga saya jarang baca. Soalnya.. Buku mahal
yaa harganyaa :( Andai ada perpustakaan deket rumah yg bisa pinjem
buku gratis kyk jaman sekolah dlu pasti deh sering baca lagi.

Friday, 21 October 2011

Papah

Orangtua kita, disamping memberi kita kehidupan, juga pasti memberi kita inspirasi dan jadi sosok yang paling kita kagumi. Begitupun dengan saya, seumur hidup saya sangat mengidolakan ibu saya.. tapi saya tidak akan menceritakan tentang dia, karena sudah sering saya -- dan banyak orang lainnya, karena dia tidak hanya menjadi 'ibu' bagi saya dan adik saya :) -- berkisah tentang kehebatannya.

Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang orangtua 'baru' saya, tepatnya ayah mertua saya. Beliau sekarang berusia 71 tahun, seorang pensiunan guru PNS. Saya kagum dengannya karena kesederhanaan dan kecintaannya kepada keluarga. Alhamdulillah sampai sekarang beliau sehat jasmani rohani dan tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang berarti. Kata suami saya memang beliau tipe yang tidak bisa berdiam diri di rumah, selalu berkarya mengerjakan sesuatu. Di usia senjanya kini juga beliau masih mengajar di salah satu SMA swasta, disamping aktif di kepengurusan masjid.

Ada beberapa kejadian yang berkesan yang membuat saya kagum dan terharu, dan bangga memiliki ayah mertua yang begitu sayang keluarganya. Salah satunya ketika saya dan suami menikah, seusai resepsi di Jakarta, suami pulang dengan saya ke rumah orangtua saya, sedangkan keluarga suami langsung kembali ke Tasikmalaya. Suami rupanya lupa mengambil kembali handphone yang dititipkan ke saudaranya, walhasil terbawa ke Tasik handphone-nya. Keesokan harinya, tanpa diminta, Papah langsung berangkat dari Tasik ke Karawang, ke rumah adik ipar saya, hanya untuk mengantarkan handphone suami saya. Beliau langsung kembali ke Tasik hari itu juga, karena ibu mertua di Tasik tidak ada yang menemani. Bayangkan beliau pasti masih capek dengan perjalanan Tasik - Jakarta - Tasik, dimana pas di Jakarta energinya juga pasti terkuras dengan acara pernikahan kami.. namun tetap berangkat esok harinya hanya demi mengantarkan handphone anaknya.

Beliau juga selalu setia menjemput dan mengantar kami ke terminal atau pool bis di Tasik, kalau kami lagi mudik kesana dari Jakarta. Padahal kami sering bilang naik taksi saja, tapi beliau bersikeras. Pernah kami terjebak macet pada saat perjalanan ke Tasik, yang membuat waktu tempuh perjalanan menjadi 2x lipat. Sementara itu Papah menunggu di pool bis. Papah tidak punya handphone, kami hanya mengabarkan melalui telepon rumah saat belum terjebak macet bahwa kami sedang dijalan. Jadi tanpa tahu bahwa kami akan datang telat, Papah menunggu di pool bis berjam-jam.. terbayang oleh saya setiap bis yang datang dari Jakarta dia menunggu dan menanti anaknya turun dari bis. Begitu kami datang pun, tidak pernah sekalipun dia komentar berapa lama dia menunggu, semua dilakukannya dengan ikhlas dan kasih sayang.

Saya bersyukur saya bisa diberi kesempatan oleh Allah SWT mendapatkan orangtua 'baru' yang begitu inspiratif.. semoga suami saya juga kelak bisa menjadi ayah yang baik seperti Papah kami. Dan kami juga selalu mendoakan Papah, semoga kami semua sekeluarga bisa merajut kasih sayang seperti saat ini di surgaNya nanti...amin!

Wednesday, 19 October 2011

Pride and Prejudice's Elizabeth Bennet

Kalau ditanya siapa tokoh fiksi paling inspiratif, jawaban saya: Elizabeth Bennet. Siapa itu Elizabeth Bennet? Dia adalah tokoh utama di novel Pride and Prejudice karya Jane Austen yang terbit di tahun 1813. Novel ini kemudian difilmkan, yang terkenal versi 2005 dimana Elizabeth diperankan oleh Keira Knightley.

Jennifer Ehle as Elizabeth Bennet versi miniseri BBC,
my favourite adaptation of Pride and Prejudice (photo credit)
Elizabeth Bennet adalah gadis berusia 20 tahun, anak kedua dari 5 bersaudari. Karakternya menyenangkan, humoris, cakap dan pandai, sangat kontras dengan keluarganya, baik kedua orangtuanya maupun saudari-saudarinya (kecuali satu, Jane, si sulung yang manis, dan yang paling dekat dengan Elizabeth). Novelnya sendiri bercerita tentang bagaimana Elizabeth memiliki pendirian yang kuat tentang pernikahan dan menikah, dimana pada saat itu pernikahan tidak semata didasarkan cinta tetapi demi prestise, kekayaan dan keberlangsungan keluarga. Juga diceritakan hubungannya dengan Mr Darcy, pria kaya raya yang (terkesan) sombong dan arogan (hence, "proud"), sehingga Elizabeth benci padanya di awal cerita. Meskipun terungkap di akhir cerita bahwa prasangka Elizabeth (her "prejudice") tidak benar.

Saya kagum sekali dengan Elizabeth karena dalam novel digambarkan betapa dia perempuan yang kuat dan cerdas and stands for what she wants or what she believes in, walaupun hidup di masa dimana perempuan jarang digambarkan seperti itu. Saking kagumnya, saya yang ngefans sejak pertama kali baca novel ini pas SMP (dan ga bosen2nya dibaca ulang meski bahasanya jadul :D), berniat memberi nama putri saya kelak dengan nama "Elizabeth" atau "Lizzy" (tapi kata teman saya, masa nama anak kaya merk tas atau cendol :p *no offense untuk yg bernama Elizabeth* :))

Tuesday, 18 October 2011

Enin

Enin, begitu saya menyebut nenek saya dari ibu. Beliau adalah salah satu sosok yang saya kagumi. Terlebih lagi saat saya hamil, saya jadi semakin kagum sama beliau. Mengapa? Karena beliau pernah hamil hingga 17 kali! Yang dua pertama tidak dapat lahir, tapi beliau berhasil melahirkan dan membesarkan 15 orang putra-putri bersama kakek saya. Respek saya untuk beliau makin besar sekarang saya hamil, tiap saya merasakan keluhan-keluhan yang tidak enak, saya teringat Enin yang mengalami ini selama 17 kali dan malah jadi tambah kuat, jadi saya tidak ada apa-apanya dibanding perjuangan beliau dulu :)

Beliau wanita sederhana yang dinikahi kakek saya saat berumur 16 tahun. Di usia yang belia itu beliau sudah menjalankan peran sebagai istri, kemudian ibu, dan hidupnya seputar keluarganya yang berjumlah 17 orang itu. Tapi wanita sederhana ini berhasil membesarkan 15 orang anak yang semuanya Alhamdulillah bisa dibilang sukses. Sekarang dari 15 orang anak, tidak terhitung jumlah cucunya, terakhir sih kalau tidak salah hampir mendekati 100 lho dengan para mantu, belum lagi cicit-cicitnya! :D

Sekarang Enin tidak muda lagi. Usianya sudah 80an tahun. Hebatnya, beliau masih segar bugar, ingatan masih kuat dan stamina juga. Beliau masih kuat berada di sawah, sayang anak-anaknya tidak mengizinkan lagi karena di kampung dia sendirian tanpa ada yang menemani (Aki sudah meninggal dari tahun 1987). Dulu saya berdoa beliau bisa melihat saya wisuda, Alhamdulillah dikabulkan, lalu saya menikah, dan sampai sekarang akan punya anak saya juga berdoa beliau bisa mendampingi dan melihat anak saya.

Semoga Enin selalu sehat sentausa dan dilindungi Allah subhanahu wata'ala. Amiin ya rabbal 'alamiin.

Monday, 17 October 2011

Ready When You Are, Babybee

My estimated due date is tomorrow, 18th October 2011. So far today there's been no sign of labor yet. But if all goes well, by the end of this week (Sunday), I will hold Babybee in my arms. (Amiin...)

Mohon doanya ya para pembaca budiman, semoga saya dan Babybee selamat dan sehat menghadapi proses persalinan nanti, dan semoga semuanya lancar, normal, alami, tenang, bahagia and all the positive things ;)

Love,
Mummybee and Babybee

Mrs Dunstan, my favourite teacher

Another person I admire most is my Grade 7 teacher, Mrs Dunstan. Dia mengajar di Ironside State School, Brisbane, Australia, tempat saya bersekolah saat ikut orangtua yang sedang studi disana. Di Brisbane, lebih tepatnya di negara bagian Queensland, sekolah SD atau primary school itu sampai Grade 7, baru dilanjutkan ke high school (SMP dan SMA jadi satu).

Di penghujung Grade 6, saya mengetahui kalau saya ditempatkan di kelas 7D dengan guru kelas Mrs Dunstan. Saya juga mengetahui kalau teman-teman saya tidak ada yang sekelas dengan saya, kecuali satu, Siree, dari Thailand. Saya langsung panik karena Mrs Dunstan terkenal galak, ditambah saya tidak kenal siapapun di kelas baru nanti (kecuali Siree). Saya sampai nangis dan bertemu wakil kepala sekolah karena ingin pindah kelas. Tapi, entah bagaimana, akhirnya saya tetap ditempatkan di kelasnya Mrs Dunstan.

Setelah dijalani, ternyata, saya sangat bersyukur bisa ditempatkan di kelasnya! Mrs Dunstan memang galak dan disiplin, wuih, dari tampangnya sudah kelihatan deh juteknya! Tapi, dia sangat passionate dalam mengajar, dan melakukannya dengan metode yang tidak monoton. Dia benar-benar membuat anak didiknya berkembang. Meskipun ketar-ketir karena kegalakannya, tapi saya diam-diam benar-benar memfavoritkannya karena membuat saya jadi senang belajar dan memanfaatkan segala potensi yang saya miliki. Buktinya, nilai-nilai saya lumayan bagus.

Pelajaran dan pesan yang disampaikan Mrs Dunstan masih saya ingat sampai sekarang. Beliau berhasil mengangkat rasa percaya diri saya saat harus presentasi di depan kelas. Rasa minder saya sebagai "pendatang", bukan native speaker English, berkulit coklat dan sebagainya dibantu dikikis olehnya. Saya rasa banyak kemampuan saya yang tadinya terpendam jadi keluar berkat dibimbing olehnya. Terutama kemampuan menulis saya. Sampai ketika setahun kemudian saya masuk high school, saya menang Subject Prize untuk mata pelajaran English! Itu artinya, dari seluruh murid Grade 8, sayalah yang memiliki nilai English paling tinggi... ini prestasi yang luar biasa menurut saya, jika diingat bahwa dua tahun sebelumnya saya baru datang dari Indonesia dengan kemampuan Bahasa Inggris sangat minimal.. eh tiba-tiba bisa mengalahkan semua murid yg bule asli :) I think, I owe that to her.

Mrs Dunstan, yang mengembangkan kemampuan menulis saya, yang memperkenalkan saya kepada JRR Tolkien dan dunia sastra klasik yang menakjubkan, adalah sosok yang pantas saya kagumi. :)

Saturday, 15 October 2011

Budokter Idola

One person I currently admire most is: my current obgyn. Saya menyebutnya Budokter Idola atau Budokter saja. Beliau dokter kedua yg saya temui ketika hamil pertama ini, yg pertama saya kurang sreg karena tidak komunikatif, agak bossy dan langsung menjejali saya dengan obat yg belum perlu diminum (sampe sekarang masih utuh --").

Sebenarnya tadinya juga tidak berniat konsul ke dokter ini, tapi dokter yg saya niatkan untuk ditemui malah ditolak karena saya belum appointment sama dia. Alhamdulillah emang jodohnya sama dokter yg sekarang :D

Budokter ini saya suka karena komunikatif, kalo konsul bisa lama dan dia sabar mendengarkan smua keluhan kita dan menjelaskan semuanya dengan detail. Bisa hampir sejam kalo konsultasi, ga pernah sekalipun diburu-buru. Dia juga gampang dihubungi via telpon atau sms.

Kelebihan lainnya adalah dia nggak gampang ngasih sembarang obat. Selama saya hamil (sekarang tinggal brojol, udah hampir 40minggu!) ga pernah diresepin apapun kecuali vitamin, itupun katanya ga perlu tiap hari minumnya. Kecuali minggu kemarin diresepin antibiotik karena positif infeksi saluran kemih, dan dia juga ngasih resep setelah saya tes urin 3x menghasilkan diagnosa yg sama. jadi teliti banget.

Tapi yg paling saya suka dari Budokter adalah dia sangat 'encouraging'. Selalu menyemangati saya dan menyuruh saya untuk santai dan tenang. Padahal saya juga ga cerita gimana2 tapi sepertinya dia tahu kalo saya bumil galau :D jadi pas konsultasi tuh berasa curhat, apalagi dia dokter perempuan yah, jd ngerti banget yg kita alami karena dia juga pernah hamil. Kalo dia cerita diselingi fakta juga prngalaman pribadinya, jadi terasa lebih tenang sayanya karena dia juga mengalami yg saya rasakan.

Barusan saya bertemu dengannya, InsyaAllah kali ini ko trol rutin terakhir dengan Budokter ini. Karena sekalinya bertemu lagi InsyaAllah sudah di ruang bersalin dimana beliau siap membantu saya melahirkan anak pertama saya. Agak sedih juga nih nantinya ga bisa 'curhat2' lagi sama Budokter.. Doakan semoga beliau bisa membantu melahirkan anak saya dengan baik sehingga saya dan si bayi selama dan sehat ya ;)

Wednesday, 12 October 2011

Kebab

Kebab. Makanan Timur Tengah ini sekarang mulai dikenal di Indonesia dengan dibukanya gerai Doner Kebab di mall-mall dan juga berjamuran gerobak2 yang menjual kebab di pinggir2 jalan. Saya terakhir makan kebab itu di depan RS tempat kontrol liat Babybee. Yang disayangkan, dari mulai Doner Kebab sampe kebab pinggir jalan itu, tidak ada yang semantap kebab2 yang dijual di luar negeri, maksudnya di Aussie :D

Jadi, di Australia yang namanya "kebab" itu identik dengan "doner kebab", yaitu jenis kebab yang dagingnya dipanggang di panggangan khusus yg berputar itu, terus disajikan di dalam roti Lebanon/roti pita, diisi dengan lettuce, tomat, bawang bombay dan saos pilihan. Yang membedakan dengan jenis kebab di Indonesia yaituu: PORSINYA! Huahaa.. Disana tuh kebab bisa 3x lipat besarnya dengan yang dijual di Indonesia, di Doner Kebab sekalipun. Udah gitu dagingnya banyak dan sampe keluar2 dari rotinya gitu saking banyaknya. Jadi sekali makan cukup bikin kenyang banget.

Biasanya kalo beli kebab suka ditambahin isi olive/zaitun sama kacang merah, saosnya sweet chilli atau garlic. Kebab memang jadi salah satu makanan andalan waktu di Aussie karena, lagi2, kebab ini biasanya halal, karena yang jual orang2 Timur Tengah. Jadi aman dikonsumsi yang Muslim.

Haduh pengen makan kebab yang kayak gitu lagiii...Ada nggak ya disini??!?!

Kebab

Positif ISK part 2: Balada MONoURIL

Yak, cerita kelanjutan keriweuhan setelah didiagnosis positif ISK. Sudah keliling ke apotek2 tidak ketemu juga obat yang dicari, terus SMS Budokter siang2, tidak dibalas juga. Mau nelpon, udah kadung malas duluan. Akhirnya pagi ini saya SMS lagi, dan langsung dibalas. Dia minta maaf katanya kemarin sudah nulis SMS tapi gak terkirim. Jadinya saya disuruh cari Monouril sachet (instead of syrup), kalo tidak ada Amoxan 3x500mg untuk 5 hari. Yah elah, kalo dari dulu boleh pake Amoxan mah ga usah repot2 yah bumil kepanasan keliling2 apotek nyari2 obat Monouril ituh!

Tapi penasaran juga nih.. Budokter nyaranin ke Kimia Farma atau Melawai. Di Kimia Farma Pasar Minggu udah pasti ga ada, kemarin kan udah kesana dan tadi udah telpon, yang sachet juga mereka gak punya. Akhirnya browsing2 ternyata ada Apotek Melawai di Pasar Minggu (deket lampu merah Duren Tiga), dan pas telpon kesana ada Monuril sachet.

Oh ya, ternyata oh ternyataaa.. itu obatnya M-O-N-U-R-I-L bukan M-O-N-O-U-R-I-L! Gubraks! Pantas saja pas Google obat itu kok ga nemu2 (awalnya malah saya pikir itu monoVril, udah coba spelling "monuvril", "monavril", dll.. tetep ga ketemu). Jadi ketemu spelling yg benernya pas googling "monouril", ada hasil yg bilang itu antibiotik jenis fosfomycin. Googling "fosfomycin", ketemulah "Monuril" ini. Minta pembantu cowok di rumah beliin ke Melawai setelah nelpon Akang nanya boleh nyetir kesana apa ngga (jawabannya so pasti "Nggak!" ditambah "Perut udah segede itu, tinggal brojol.. mana lagi infeksi pula!" Kekekekek...). Inilah bentuk si obat ribet ini:

Minumnya cukup 1 sachet ajah dilarutkan dalam segelas air, katanya rasa jeruk pula, hebat kan, ga perlu deh minum amoksisilin 3x1 selama 5 hari, kasian Babybee terpapar antibiotik sebanyak itu. Makanya ngotot nyari Monuril karena minumnya cukup 1x aja.Tapii.. begitu liat struknya.. harganyaaa Rp. 179ribu sajaahh! T__T Jauh lebih murah beli Amoxan untuk 5 hari sih. Tapi ini obatnya emang khusus untuk pengobatan ISK pada wanita, khususnya ibu hamil banyak diresepin ini. Jadi ya sudah, kita relakan saja, semoga manjur obatnya.

Sampe sekarang belum diminum sih, karena katanya perut harus kosong dan dianjurkan sebelum tidur minumnya, jadi ntar malam aja. Mudah2an beneran jadi hilang bakteri2 jahat ituh. Amiin.

Oiya, sampai sekarang sih tidak terlalu terasa kalo ada infeksi.. kadang sih emang pas pipis suka sedikit nyeri, tapi ga tau ini perasaan atau emang beneran hehe. Kalo soal sering ke belakang sih itu pasti yah, tapi kan normal di trimester 3 gini karena tekanan si bayi. Terus katanya sakit di perut bawah, lha ini saya pikir juga karena efek hamil, dulu juga pernah dijelasin dokter karena rahimnya membesar ada otot2 yg meregang jadinya nyeri (ada namanya tapi aduh lupa apa). Kemarin juga ada demam/meriang dikit, nah ga tau itu karena infeksi atau karena stres abis panas2an nyari obat ga nemu2 huahaha. Soalnya begitu suami dateng dan disayang2 (ehm hehe) jadi mendingan tuh :p Yang jelas sekarang yg kerasa dibawah sana adalah nyeri di tulang pubis alias tulang kemaluan, kerasa banget kalo lagi tiduran terus bergerak, apalagi kalo dari tidur trus bangun dan berjalan. Wuidihhh... Kata dokter itu normal karena tekanan bayi. Pas browsing2 kayaknya ini namanya symphisis pubis dysfunction yang disebabkan oleh melunaknya tulang pelvis karena persiapan kehamilan, juga dia kayak meregang gitu, jadinya nyeri deh. Hoooh.. pokoknya makin tidak nyaman deh di bawah sana... tapi ikhlas, sabar, no complaining.. it's all part of the journey ;-) <-- hamdalah sekarang udah tenang, kemaren2 panik minta ampun sakit2 begini hihi, you know what they say, in order to see light we must know what darkness is like (apeuuu...)

Tuesday, 11 October 2011

Positif ISK

Selama 39 minggu hamil, Alhamdulillah tiap ke dokter cuma pernah dikasih resep vitamin aja. Kecuali ya pas minggu 39 ini. Cek lab, darahnya normal, tapi urinanalisa aneh. Selaluu aja bermasalah di urin. Dulu juga gitu, suspect ISK. Eh ini lebih gawat lagi, awalnya suspect preeklampsia. Paniklah sayaa.. udah kebayang yg jelek2 preeklampsia itu dimana. Gara2 ada protein dalam urin, istilahnya proteinuria. Tapi Alhamdulillah tekanan darah masih normal, jadi Budokter masih mikir ini false positive, disuruh cek lagi minggu depannya.

Dasar sayanya parno yah, ga sabar nunggu, jadinya beberapa hari setelah itu langsung ke lab Pr*dia deket rumah buat cek urin. Sengaja ga di KMC karena udah tau harganya mahal dan mikirnya ga gitu profesional, lha ngasih hasil ngaco mulu sih, sampe dokternya ga percaya terus. Klo Pr*dia emang spesialis lab kan.. dan bener aja lho, di RS itu tes urine lengkap Rp. 63000, di Pr*dia cuma Rp. 34000... hampir 2x lipatnya!!

Setelah dapet hasilnya dari Pr*dia (halah cape ngebintang2in) malah tambah aneh lagi.. Protein tetep + tapi ini ditambah ada darah juga. Hadehh.. SMS Budokter, langsung besoknya disuruh ketemu dia. Dateng2 dapet nomor antrian 12 ajaahh T_T nunggu dari jam 2.30 sampe jam 6, begitu masuk kata Budokter "Tadi dipanggil2, maksudnya saya cuma mau liat hasil labnya aja!" Meaning: saya ga perlu nunggu lama2 untuk konsul dan ujung2ny bayar mahal, karena dia cuma mau liat hasil lab dan ngasih advis berdasarkan itu. Yahh T__T lagiii.. Yg bete si Akang lah yg harus bayar mahal2 buat konsul padahal cuma sebentar, Babybee juga cuma diliat denyut jantung pake Doppler dan saya diukur tinggi rahim dan diraba2, jadi ga USG. Intinya: disuruh ngulang lg tes labnya di KMC biar langsung dikasih ke dia hasilnya. Karena kalo ada darah dan protein, artinya itu protein dari darah (darah mengandung protein), nah si darah ini dapet darimana, kemungkinan infeksi, tapii leukosit dan leukosit esterase normal, berarti diragukan infeksinya. Ribet, ribet dah.

Besoknya, ditelpon sama poli KMC, katanya ada resep dari Budokter, disuruh diambil. Baru bisa kesana sore pas supir Mama balik dari bengkel. Ternyata positif infeksi saluran kemih alias ISK, leukosit langsung tinggi dan leukosit esterase juga positif. Kata susternya, di farmasi KMC ga ada obatnya, jadi harus cari diluar. Karena kemalaman, jadi besok aja (hari ini) cari resepnya. Dan hari ini udah ke beberapa apotek yg cukup terpercaya (K-24, Century, Kimia Farma, dll) ga ada yg punya tu resep. Karena saya mulai ga enak badan, agak demam2 (yg disebabkan karena infeksi ini spertinya), jadi memutuskan pulang dan SMS Budokter untuk nanya dapet obatnya dimana dan minta alternatif kalo emang ga nemu2. Sampe sekarang belum dibales. T_T

Lalieur ah... tp harus tetap semangat dan optimis! Demi Babybee yah.. udah detik2 terakhir ga boleh down, harus saving tenaga dan konsentrasi buat membawa dia ke dunia dengan aman.. semoga.. aminn!

Oya, moral of the story: Jangan pernah deh nahan2 pipis, semalas apapun.. pas kena ISK ternyata ga enak yah. Awalnya sih ga nyadar gejalanya, tapi sekarang mulai kerasa ga enak nih dibawah sana, belum lagi ya sering pengen pipis, keluarnya tapi dikit2, terus udah keluar, eh pengen lagi.. ga nyaman deh. Awalnya kirain karena emang hamil gede ditekan kandung kemihnya sama Babybee, tapi ternyata gejala ISK juga T_T Tapi Alhamdulillah ya Allah bukan preeklampsia, InsyAllah ISK bisa sembuh dengan minum yang buanyakk dan diterapi antibiotik, oh sama minum jus cranberry.

Rumah Makan Dua Em - Lombok

Beberapa bulan yang lalu saya sempat liburan ke Pulau Lombok. Di tempat ini yang terkenal tentunya adalah ayam taliwang dan plecing kangkung. Saya suka banget plecing kangkung Lombok, karena kangkungnya beda, besar-besar dan segar, terus sambal tomatnya itu juga pedas tapi segar banget! Padahal biasanya saya menghindari yang namanya pedas karena lambung tidak kuat... tapi kalo di Lombok, tidak mungkin saya lewatkan makanan ini!

Salah satu restoran yang kami kunjungi adalah Rumah Makan Dua Em, yang kita datangi pas Maghrib untuk makan malam. RM ini sudah lama berdiri, konon katanya pemiliknya adalah perintis rumah makan taliwang di pulau itu (H. Muhibbin Murad). Kami memesan ikan bakar, ayam taliwang (namanya bukan itu tapi lupa apa), plecing kangkung, beberuk, dan sayur kacang (gak tau namanya, rasanya kaya kacang merah tapi kecil dan bulat, dimasaknya pake bumbu kaya sayur kacang merah).

Plecing kangkung di RM Dua Em, foto dari sini

Ya ampuun.. jatuh cinta sama plecing kangkungnya, ayamnya, apalagi sayur kacangnyaaa!! Sampe sekarang suka kebayang2, dan penasaran itu sayur kacang, sayur kacang apa. Saya makan sampe banyaak banget, padahal lagi hamil 4 bulan harus jaga makan :D Bodo amat ini pedes2 dijabanin juga deh.. dan Alhamdulillah anehnya masa ini perut mau kompromi, yang biasanya makan pedes dikit langsung bolak-balik WC, ini mah biasa-biasa aja *sujud syukur* Mungkin si bayi lagi pengen juga makan enak nan pedas ini jadi ikut bujuk perut supaya mau bekerjasama :p

Sebelumnya kita udah pesan ayam taliwang plus plecing kangkung di Novotel Kuta, dan dulu waktu ke Lombok juga pasti pesen ayam taliwang dan plecing kangkung... tapi semuanya kalah sama menu ayam dan plecing di restoran ini.. lewaatt deh! :)

Restorannya sendiri tidak terlalu besar, letaknya juga di jalan kecil, tapi lumayan deh worth it banget kesana. Makanannya super enak, harganya lumayan terjangkau, ada musholla layak (numpang shalat Maghrib disana). Wajib dikunjungi kalo ke Lombok ;)

Monday, 10 October 2011

Kaulah Malaikatku

*Re-post karena ga sengaja ke-delete (thank God for Google Cache)*

"Aku akan terus menunggumu, sampai kapanpun."

Kata-kata itu terngiang di kepala Arka. Ia memandang nisan dihadapannya. Masih berupa kayu yang diukir dengan nama seseorang yang sangat dikenalnya. Cat-nya pun baru mengering. "Kau bilang akan menungguku, tapi mengapa kau meninggalkanku?" gumamnya pelan.

Pelupuk mata Arka memanas, airmata mulai memburamkan pandangannya. Ia memejamkan kedua matanya dan bulir-bulir airmata pun berjatuhan mengalir di wajahnya. Saat menutup mata, ia melihat sosok seorang gadis yang tersenyum kepadanya.

Senyuman itulah yang pertama kali dilihatnya saat pertemuan perdana mereka. Dan senyum itulah yang menarik hatinya untuk kemudian mengenal lebih jauh gadis itu. Namun, setelah menjalani hubungan yang tidak terlalu lama, Arka dilanda kebimbangan, keraguan untuk lebih lanjut bersama gadis itu. Ia minta rehat sejenak, sementara untuk memantapkan hatinya.

Dan gadis itu menyanggupi permintaan Arka. Meski dengan berat hati, karena sang gadis yqkin Arka-lah pria yang akan menemaninya selama hidupnya. Oleh karena itu, ia rela menyanggupi permintaan Arka walaupun sakit hatinya harus berpisah dengannya.

Semenjak itu, Arka semakin menjauhi sang gadis, bahkan mendekati gadis lain. Tapi sang gadis tetap setia menunggunya, yakin bahwa suatu saat Arka akan kembali padanya. "Memang tidak mudah berpegang pada keyakinan itu," gadis itu pernah berkirim surel padanya, mengungkapkam perasaannya. "Terkadang aku merasa lelah dan ingin berhenti. Tapi sepertinya aku tidak ditakdirkan untuk mengambil jalan itu."

Arka meringis. Ia membayangkan hari-hari dimana gadis itu pasti tersiksa, senyum manisnya sirna hanya karenanya. Karena keegoisan dirinya yang tidak pernah memikirkan perasaan gadis itu dan besarnya kesetiaan sang gadis kepadanya.

Saat sang gadis terbaring di rumah sakit pun, ia masih berharap pada Arka. Tapi Arka masih pengecut, belum berani ia berdamai dengan perasaannya sendiri dan membuka hati sepenuhnya untuk gadis itu. Ah, jauh sekali bila dibandingkan dengan sang gadis! Dalam sakitnya, tak sedikitpun ia mengeluh. Keyakinan akan takdir dan kebesaran Tuhan membuat sang gadis tabah menghadapi hari-hari terakhirnya di rumah sakit. Ia bahkan selalu tersenyum saat Arka datang menjenguknya.

"Tak kusangka kau yang akan pergi meninggalkanku," bisik Arka dengan suara bergetar menahan tangis. "Dan tak kusangka, ternyata aku begitu peduli padamu. Ya Tuhan.. Maafkan aku meninggalkanmu, mengabaikanmu.. Aku mencintaimu. Semoga kamu bahagia di alam sana bersama para malaikat. Sayang, kaulah malaikatku."

228 per 100000

*Re-post karena ga sengaja ke-delete (thank God for Google Cache)*


228 per 100000..

"Ayo Ibu! Jangan menyerah.."

228 per 100000. 228 kematian setiap 100000 yang hidup.

"Sayang, bertahan sayang.. Demi anak kita, ia butuh ibunya sayang.. Aku butuh kamu sayang!" Sayup-sayup suara Mas Harsa.

Anak kita.. Mas Harsa.. Anak kita..

Sekelibat bayangannya. Bayi merah, agak biru, rambut tebal dan basah, menangis kencang. Namun suara tangis semakin pelan dan mereda. Sang bayi mulai terlihat lebih cerah kulitnya.. Putih, mulus.. Badannya pun bertambah montok.. Ia tumbuh dan terus tumbuh. Dari kecil, hingga sekolah, hingga kuliah, diwisuda.. Anakku!

Itu takdirku. Ya, melihatnya tumbuh dan berkembang. Membimbingnya, mencintainya.. Menjaga titipan Tuhan bersama Mas Harsa.

228 dari 100000, sebagian besar disebabkan oleh pendarahan, juga komplikasi yang disebut eklampsia, serta infeksi.

Tidak! Harus kuraih takdirku! Aku tidak mau jadi sekedar statistik di koran, buku dan seminar! Aku mau jadi ibu untuk anakku dan istri bagi suamiku! Aku harus berjuang!

"Dok, denyut jantungnya ada lagi!"

Dan aku kembali berada di kamar bersalin. Wajah Mas Harsa yang pertama kali terlihat. Ia berkeringat dan berurai air mata. Diciumnya seluruh wajahku.

Tadi kamu pergi sayang.. Kamu pergi! Tapi kamu kembali! Aku tahu kamu pasti kembali!"

Kemudian aku merasa hangat di dadaku. Ada sosok manusia mungil yang sekarang kudekap. Matanya masih tertutup namun mulutnya menganga dan mengecap-ngecap. Ia menggeliat dan kuarahkan wajahnya ke sumber pangan terbaik untuknya.

Tuhan, Kau memberinya hidup melalui diriku. Kau membuatku bisa melihat dirinya tumbuh, tapi masih memberiku kesempatan untuk menjalaninya. Terima kasih, Tuhan!

228 per 100000, Angka Kematian Ibu di Indonesia. Dan aku bukan salah satunya.

A Salt n Battery Fish n Chips

taken from A Salt n Battery website
Salah satu makanan favorit waktu lagi sekolah di Aussie adalah fish and chips. Sebenarnya lebih karena sebagai Muslim susah ya cari makanan halal, nah kalo seafood itu kan boleh dimakan tanpa harus melewati ketentuan disembelih dengan cara Islam, apalagi disitu hanya menyediakan menu seafood tanpa daging jadi InsyAllah halal.

Tapi emang yah, di Aussie kan terkenal banget itu fish and chips-nya. Beruntung tinggal deket tempat yg lumayan terkenal untuk fish and chips enak di Brisbane, namanya A Salt n Battery. Biasanya kalo kesana pesen Seafood Platter for 2 (foto kanan bawah), isinya berbagai macam seafood segar plus kentang goreng, bisa dimakan buat berdua atau bertiga. Bahkan Seafood Platter for 1 (foto tengah bawah) yang buat seorang aja porsinya gede, kadang kita pesen buat makan berdua juga. Anehnya, disana kalo mau pake saos itu musti bayar.. iya, saos tomat aja bayar $2 untuk secuil, apalagi saos tartar -__-" Kalo air minum disana gratis air putih, gelas sama air disediain tinggal ambil aja.

Karena namanya mahasiswa pengiritan, kita suka bawa saos sendiri. Ya namanya juga orang Indonesia, makan begininan ga pake saos itu hambaar sekali rasanya. Kalo bawa saos sendiri itu harus ngumpet2 karena dimarahin kalo ketauan, bisa2 diusir lho. Jadi kita nyumputin saos dalam tas, celingak-celinguk kalo aman pelayan ga ada yg liat, langsung tuangin tanpa ampun ke piring lalu dimasukin lagi tuh saos ke dalam tas. Kadang2 juga beli jus dulu di supermarket sebelah terus ambil gelas dan nuangin jus sendiri.. abis kalo beli disana mahal harganya :D

Friday, 7 October 2011

Happily Ever After

I used to dream of a prince in shining armour, whisking me off on his majestic white horse and taking me to his castle. He would sweep me off my feet, make me his princess and we'll live happily ever after. Blame Disney movies for that, but yes, I'm in my 20s and still wqtch classic Disney movies, imagining I was Snow White or Sleeping Beauty.

When the man finally came, he's far from a prince. He's not exceptionally handsome, surely doesn't own a grand palace or even a horse. Shining armour? I've only ever seen him in plain shirts and jeans. But nevertheless, he did sweep me off my feet.

He might not spoil and treat me like a princess, but he treated me right. His down-to-earth, realistic attitude kept me on the ground when I've flown too high. Though we seem to have nothing in common, that became our greatrst strength. In our differences, we complement each other, becoming balanced, like Yin and Yang.

So what does it matter that I don't get my prince and his castle in the end? What matters is, we live happily ever after.

Wednesday, 5 October 2011

G30HM, my October project

Some of you who visit my blog regularly may notice that in October there seems to be a few entries labelled "fiction" or "writing" and "G30HM". This is actually a project called "Gerakan 30 Hari Menulis di Social Media" which utilises social media such as Facebook, Twitter or blog "to give, to share info and inspire others". Selengkapnya baca disini ya.

Writing used to be my passion since I was little.. dari SD udah rajin bikin cerpen sampe novel segala, dan bercita-cita menjadi penulis yang namanya bakal menghiasi New York Times Bestsellers List.. Tapi apa daya, saat mulai kuliah jadi oon, writers block berkepanjangan sampai sekarang. Akang udah encourage untuk mulai nulis lagi tapi kok susaaah.. salah satu penyebabnya karena sekarang juga jarang baca buku sih (alasan: buku mahal, hiks) jadi susah dapetin inspirasi menulis kalo ga membaca (IMHO mereka itu satu paket, you can't write if you don't read!!)

Makanya begitu ada project ini saya langsung ikutan.. selain itu, ehm, sebenarnya ya ini juga sedikit pengalihan dari the agonising wait of Babybee's birth. Hehe. Sekarang udah mulai gelisah gundah gulana nih menanti kedatangan Babybee.. yaa daripada kepikiran terus tentang melahirkan yang kok mulai jadi jiper sekarang, mending coba nulis aja something unrelated to that (soalnya sebelum2nya rajinnya nulis tentang pregnancy and Babybee ya, sekarang jadi nervous kalo mikirin itu heheh).

Tantangan minggu 1 adalah menulis cerpen minimal 140 karakter, jadi bisa di blog atau di Twitter, atau langsung di Facebook. Belum tahu nih minggu 2 apa ya tantangannya, semoga ga susah2 amat yah. Dan semoga bisa konsisten 30 hari menulis, ga berhenti di tengah jalan kayak waktu itu ngerjain Misi 21 (padahal itu cuma 21 hari ya).

Jadi, mohon maklum kalo update-an tentang Babybee ditunda dulu.. karena ibunya lagi jiper sekarang mikirin lahiran ahahaa.. Mohon doanya aja yaa semoga lancar, kami berdua sehat wal afiat.. amiin. :)

Recollections of a Rainforest

I was walking in a rainforest. I shivered in the coolness.

The birds were chirping here and there, giving life to the rainforest.

I tripped over the root of a tree. I fell down on my hands and knees. The soil was damp and moist. I got up and slowly walked on.

A lizard was in front of me, staring at me with glowing eyes. As I moved, it ran away.

Faintly, I heard the sounds of a waterfall. I walked on to see a river flowing into a waterfall. The river was clear and clean. There were moss-covered rocks everywhere. I touched the water gently. It was cool and fresh.

Slowly I crossed the river, my feet touching the gentle yet slippery rocks at the bottom of the river. As I went, the menacing sound of the waterfall became fainter and fainter and soon it was gone.

I breathed the clean, fresh air that was all around me. The crickets chirped madly.

As time goes by, the rainforest became dimmer and dimmer. Less sunlight was coming in.

I seem to be walking forever into nowhere... yet I am loving it.

Author's note: This is an old old piece, probably written 10-12 years ago, but it's one of my favourite so I'd like to share it ;)

Saturday, 1 October 2011

Kala Malam

Gadis membuka mata, terbangun dari lelap tidurnya. Kamarnya masih
gelap, hanya secercah dua cercah cahaya dari bulan yang bersinar yang
berhasil tembus melalui tirai tertutupnya. Ia membiarkan matanya
menyesuaikan diri dengan kegelapan itu, kemudian ia menarik napas
panjang.

"Dia lagi," bisiknya pelan. Ia tertegun memandang langit-langit
kamarnya, berusaha mengingat mimpinya barusan sebelum hilang dari
ingatannya. Memang ingatannya akan mimpi itu mulai memudar, tapi ia
jelas ingat siapa yang ada dalam mimpi itu. Sesosok lelaki yang belum
lama dikenalnya. Setelah kenal pun, tidak menjadi begitu akrab. Namun
anehnya, sejak awal bertemu ia merasakan sesuatu terhadapnya. Seperti
setrum listrik sesaat, meskipun setelahnya tidak terlalu
dipikirkannya. Dan sejak hari itu, lelaki itulah yang hadir dalam
mimpinya tiap malam.

Gelisah dan gundah. Itu yang dirasakannya. Terganggu bahkan, pikirnya.
Bagaimana tidak? Ia sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan skripsinya.
Orangtuanya sangat berharap ia bisa segera lulus. Ia pun sibuk dengan
kuliah demi mengejar nilai yang baik. Belum lagi ia baru saja putus
cinta, dan menjalin hubungan semacam itu lagi menjadi bukan prioritas
baginya.

"Tapi ini! Lelaki ini! Siapa dia?? Mengapa ia selalu memenuhi
pikiranku, padahal aku tidak mengenalnya? Aku bahkan tak tahu kalau
aku suka atau tertarik padanya!" jerit Gadis dalam hati. Ia tahu, hati
kecilnya sebenarnya masih takut dan trauma akan kandasnya hubungannya
yang terakhir, dan ia hanya ingon agar hatinya istirahat sejenak untuk
pulih dari rasa sakit itu. "Tapi ini malah seperti disuruh naik
rollercoaster," gumamnya, membayangkan dirinya yang selalu salah
tingkah saat berada dekat lelaki itu, dan tiba-tiba seperti ABG yang
tergirang-girang bila memikirkannya.

"Tuhan.. Harus bagaimana lagi? Hamba hanya ingin ketenangan.." Gadis
menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Baginya, hanya ada satu
cara menghilangkan gundah gulana hatinya malam itu. Ia menyibak
selimutnya dan bangun dari kasurnya kemudian berjalan menuju kamar
mandi. Badannya ia basuh dengan air wudhu, dan ia kembali ke kamar,
bersiap-siap untuk mengadu pada Pencipta-nya.

Rakaat demi rakaat shalat malam dijalaninya. Istikharah, shalat
memohon petunjuk kepada Sang Maha Mengetahui, Sang Maha Pembolak-balik
Hati. Dengan gambaran sosok lelaki dalam pikirannya, ia mulai
melafalkan seuntai doa seusai shalatnya, "Ya Allah, jika ia adalah
untukku, maka dekatkanlah. Jika ia bukan untukku, jauhkanlah,
ikhlaskanlah, dan berikanlah aku yang terbaik..."

Dan ritual itu yang dijalaninya setiap malam, tanpa terlewati. Kadang
ia sampai berlinang airmata mengerjakannya, kadang sampai sesak,
kadang bahkan ia seperti setengah sadar karena kantuk.

Namun malam ini Gadis bangun dalam keadaan segar. Diambilnya air wudhu
dan mulailah ia shalat. Setelahnya, tidak lupa doa itu ia ucapkan
setulus hati. Khusus malam ini, ia kembali berdiri dan menegakkan
shalat, kali ini shalat Hajat, untuk memohon kelancaran dan keridhoan
Allah dalam suatu hajat yang akan dijalani.

Gadis tidak kembali tidur setelah shalatnya malam itu. Ya, ia berhajat
hari itu. Dan pagi-pagi sekali ia harus mulai bersiap-siap.

Beberapa jam kemudian, Gadis mendapati dirinya duduk bersimpuh didalam
mesjid. Ayahnya juga bersimpuh dihadapannya, persis menghadap sosok
lelaki yang duduk di samping Gadis. Lelaki itu, yang menghiasi
mimpinya sejak pertama bertemu dengannya, dengan mantap mengucapkan
kata-kata yang mengubah hidup mereka berdua: "Saya terima nikahnya
Gadis binti Ayahanda dengan maskawin tersebut tunai!"

Kelegaan seketika merayap ke seluruh tubuh Gadis. Lelaki yang masuk
dalam mimpinya sekian lama, ternyata masuk dalam hidupnya setelahnya,
menemaninya dalam tiap langkahnya, dan mulai saat ini akan terus
menjadi pendampingnya hingga akhir hayatnya. Tiada yang bisa
menggambarkan kebahagiaannya saat itu, tetapi yang lebih ia rasakan
adalah rasa syukur. Teringat setiap kala ia terbangun tiap malam dan
mengadu, memohon dan merintih kepada Rabb-Nya, meminta petunjuk demi
ketenangan hatinya. Dan hari ini, jawaban-Nya telah ia terima.