Thursday, 24 February 2011

#Misi21 Day 13: Knitting Baby Blanket

Hari ini sibuk merajut selimut bayi.. Sebenernya udah mulai dari kemaren dan rencananya hari ini mau diselesaikan, tapi apa daya pas malam tiba belum juga habis itu benangnya dirajut. Padahal tinggal dikit lagi tapi tau sendiri ibu hamil jam produktifnya terbatas, jam 9an udah tepar. Padahal semalam lumayan lebih lama bangunnya, nonton Timnas lawan Turkmenistan dan nonton OVJ, yang duluan tepar malah suami yang ketiduran di depan tivi sementara istrinya sibuk merajut.. tapi abis itu sang istri yang tepar, si Akang udah segar lagi buat ngurusin denah rumah buat renovasi rumah masa depan kita. Saya shalat dan tidur duluan karena udah pusing. Sebelumnya dipaksa minum susu dan biskuit karena kalo nggak takut ga bisa tidur dan tambah pusing karena kelaparan dan susah tidur. Alhamdulillah lancar tidurnya, biasanya jam 12-2an gitu selalu bangun buat ke kamar mandi dan makan karena kepala pusing dan perut sakit, si Babybee minta makan kayaknya.. Mungkin sekarang Babybee sudah mengerti kalo jam2 segitu waktunya Ibu tidur.. Or maybe not. Nanti juga kalo Babybee udah lahir jam2 segitu bakal minta mimi juga yah.

Oh ya, tadinya saya mau bikin sweater juga buat Babybee, tapi kata Mama jangan dulu, pamali ceunah. Jadi ditunda deh, padahal riweuh tuh nyari pattern sweater yang gampang dan ga ribet buat perajut pemula yang males belajar seperti saya hehe.

#Misi21 Day 12: Totok Aura

Hari ini ada yang datang ke rumah buat totok aura saya. Ternyata katanya saya stres, kepala saya uratnya tegang semua. Dipegang dikit langsung kesakitan sayanya, trus jadi banyak gerendil2 (ehm, apa ya bahasa benernya hehe) gitu. That would be the normal stress or depressed period of a newly pregnant woman.. Wajar buat perempuan yang baru hamil mengalami eskalasi emosi akibat hormon dalam tubuhnya dan juga trying to cope with the changes in her body and consequently her life also.

Alhamdulillah setelah ditotok jadi lebih baikan, physically maupun emotionally. Soalnya, kata yang notokin, kalo ada masalah jangan dipendam, kasihan bayinya.. Dikeluarin aja. Jadinya sekarang lebih terbuka, khususnya ke suami.. kalaupun masih susah, punya strategi baru. Orangnya sih ngusulin buat nulis semua uneg2 di kertas terus dibakar (biar ga nimbul masalah di kemudian hari).. but I've found a more brilliant idea, yaitu ketik semuanya di laptop terus kalo udah ditutup dan ga usah disave...

Mudah2an lancar...

#Misi21 Day 11: Teaching Mama to Knit (Breien)

Hari ini ngajarin Mama merajut breien. Dia mahirnya merajut hakken atau crochet dan pengen diajarin yang breien. Awalnya agak ribet karena saya pake teknik merajut untuk orang kidal, jadi sibuk transpose2, tapi Mama bisa kok akhirnya.. meskipun besoknya curang lagi.. masa ngerajut breien pake hakpen yang ada kaitnya bukan jarum breien... -_-'

Monday, 21 February 2011

#Misi21 Day 10: Family Wedding in Bandung

Hari ini kami pergi ke Bandung menghadiri pernikahan adik sepupu Akang. Tadinya setelah tahu hamil, saya nggak jadi pergi, tapi pas check up di dokter, sang dokter bilang lakukan aktivitas seperti biasa.. jadi Akang langsung dapet lampu ijo buat ngajak Eneng ke Bandung. Ya udah, pagi2 habis Subuh udah mandi, naik travel jam 6.45 menuju Bandung.

Sampai pool travel langsung naik taksi ke gedung lokasi akad dan resepsi. Pas sampe, akad baru selesai. Jadi sempat lihat sungkeman, saweran, huap lingkung.. trus mati gaya nunggu resepsi. Kenalan2 sama banyak sodara dari pihak akang. Sekarang udah ga gigit jari kalo ditanya "udah isi belom?" dijawab dengan senyum manis "Alhamdulillah, baru 5 minggu." :) Beres dah..

Hari semakin siang, pengantin baru datang, saya udah lemes pengen makan tapi kan harus nunggu prosesi kirab selesai, terus salaman sama pengantin. Makan udah, lemes udah mendingan tapi masih pusing.. emang gitu sih kalo lihat orang banyak seliweran ditambah dentuman keras suara speaker dari panggung musik, ga pernah bisa kuat. Akhirnya setelah dapet jatah foto, kita pamitan. Ternyata keluarga Akang (bibi, paman, dan papah mertua) juga ikutan pulang. Dapet tebengan dari bibi sampe Jl. A. Yani buat nyari taksi.. ternyata susaaah ya nyari taksi di Bandung. Udah panas, keringetan karena itu di siang bolong.. akhirnya dapet juga taksi, langsung balik lagi ke travel di Dipati Ukur.

Sampe Jakarta jam 4an, malemnya tepar sampe besok paginya cuma sempat bangun buat shalat Subuh, sarapan, trus tidur lagi sampe jam setengah 2. Hehe. Beruntungnya bumil jobless.. Lemes dan males akibat perubahan hormon bisa diikutin. :p

#Misi21 Day 9: Tadarus Surat Maryam

Weekend di rumah.. ga ada agenda tertentu. Dengan waktu luang yg ada, coba dimanfaatkan dengan memperbanyak tadarus, salah satunya dengan membaca Surat Maryam yang konon katanya baik dibaca oleh ibu hamil. Selain surat Maryam, ada lagi surat Yusuf. Begitu testpack positif beberapa hari yg lalu, saya langsung baca Surat Yusuf. Sekarang giliran baca surat Maryam.

Sebenarnya sih tidak ada hadits yg menyarankan saat hamil harus baca ayat2 tertentu dari Al Qur'an karena pada dasarnya semua ayat jika dibaca akan berpengaruh baik bagi ibu maupun calon bayi. Beberapa ulama menyarankan surat Yusuf dan Maryam (salah satunya Quraish Shihab). Mungkin, ini jawaban dari Akang saat Eneng bertanya, nanti anaknya akan jadi setampan dan secantik Nabi Yusuf as dan Maryam binti Imran, baik lahir maupun batinnya, dan juga menjadi pribadi yang semulia mereka. Amiin.

Yang jelas, ibadah mulai ditingkatkan.. terutama tadarusnya.. biar Babybee tenang dan terbiasa mendengar lantunan ayat Al Qur'an.

Doakan ya :)

Friday, 18 February 2011

#Misi21 Day 8: 1st visit to obgyn..hello Babybee!

Today my dear husband took the morning off to accompany me to the obgyn, as a result of this. We were going to go to RS Asri or KMC.. but decided to phone first and ask if there's any female obgyn available. RS Asri said there's one but at 4pm.. and KMC was unable to reach by phone (initially I really wanted to go here..seems like a good place and close to home too). Then the horrendous process begins.. we called so many hospitals around the area, even far like RSIA Muhammadiyah Taman Puring but to no avail. No female doctors were available that morning. We then called RS Hermina Jatinegara and got lucky, a dr. Nining is available... So off we went...

Dr. Nining had to tend to giving birth so she wasn't available straight away. We had time to eat (great food, nasi tim ayam for Eneng and kupat sayur for Akang), and after that we didn't wait that long even though our number was 8 (turned out not everyone came). We went in, said that I think I'm pregnant, laid down and they did an ultrasound (USG) on me and there it was on the monitor... our little one.. Babybee*.. only 1-2mm long, but it's there in my womb.

babybee should look something like this now
Alhamdulillah wa syukurillah...

I was too happy that Babybee was visible and was in the right place that I didn't even ask how old he** is and when he is due to enter the world. >__< Silly me. Akang juga ga nanya lagi.. Dan ga kepikiran juga buat foto hasil USG di monitor.. padahal sekarang udh kangen pengen liat dia lagi.

When I got home, I found out that dr. Nining is quite recommended, plus she also has practice in RSB Siaga II which is very close to home.. so maybe I'll visit her there next time, cos Jatinegara is not very comfortable to reach from where I live, and the environment there is not so nice too.

*Babybee, short for Baby Baktilugina ;)
**Let's assume Babybee is a he for now, until we know what sex he is. We plan our firstborn to be a boy. Plus blame it on the English language :p

#Misi21 Day 7: Next process in job quest

The week before I was called by a recognised private university in Jakarta for an interview to be part of their workforce. It was the best interview I ever experienced, just like a conversation between 2 professionals, I enjoyed it very much. The best (or most scary) part is that I was going to be put in a higher position as I originally applied for, a position where I actually have staff working for me..plus I get to teach! How exciting.

Today, I did the next part of this process: psychotest, English proficiency test and interview. I was a bit scared as I got another really exciting news the day before (see #Misi21 Day 6) so I knew that it would affect this process, be it the process in that day itself or how they would consider my (wonderful) condition should they choose to hire me. It started at 8am, the road there was hellish since it's far from my house. Luckily my mum took me there, it really helped to calm me down :) I haven't done the psikotest in a long time so I was a bit rusty plus my physical condition so I don't know how I did. The English test went fine, TOEFL turned out to be easier than IELTS. Especially the listening.. in IELTS the conversation is not always in plain English, sometimes they have people speaking English in other foreign accents or other English accents like Scottish etc so that's hard.. but in TOEFL everyone just speaks American English. Easy peasy. In the interview, I was drained already as it was 3.30pm. The lady, who turned out to be part of HRD, was kind enough.. but I didn't have the energy to think of anything to ask her when she asked if I would like to ask her anything (twice she did this).. but I think I answered her questions all right. So the only drawback was my reluctance to ask her stuff (as she's HRD, I'd rather ask about the job description but she wouldn't know that).. plus the fact that she's been informed of my good news. She said the results of today will be reviewed and if successful I will be contacted for a final interview with the Recruitment Manager, which means I was already accepted and I just need to discuss the technicalities, whether I agree to them. Shucks. I thought that that process was going to be done right then and there. Oh well. If I do get it, Alhamdulillah.. I have the chance to contribute to the family finance, it would really help with this little one on the way. If not, Alhamdulillah.. I have the chance to concentrate on making sure my little one is always healthy inside.. So, either way, nothing to lose. Just have to istikharah everyday, and whatever happens is Allah's decision and will.. I can only say ALHAMDULILLAH :)

#Misi21 Day 6: Conquer my fear of TP

Oh.. it was soo worth it to conquer my fear of buying and using TP or HPT... If you're a recently married woman you know how depressing a HPT result can be..involves utter disappointment and even crying and bawling our hearts out.

Turned out I need only to spend Rp.2100 (compared to S*nsi**f which can cost Rp.40000) to get this result:


Sorry for the bad photo, I was too excited. 3 days in a row the result is the same like this.. actually even better because the faint second line became clearer each day.

Alhamdulillahi rabbil 'alamin..

Wednesday, 16 February 2011

#Misi21 Day 5: Learn the Stockinette Stitch

Merajut. Tampaknya gampang yah.. tapi coba baca pattern merajut, agak2 ribet. Dan buat saya yang kidal, merajut bahkan jadi lebih susah karena saya harus belajar men-transpose instruksi untuk disesuaikan dengan metode kidal. Walhasil saya baru bisa merajut dengan metode dasar yaitu knit stitch atau garter stitch. Kebalikannya, purl stitch, saya belum bisa. Padahal rata2 hasil rajutan itu menggunakan stockinette stitch, yaitu kombinasi knit stitch di satu baris dan purl stitch di baris selanjutnya. Hasilnya lebih rapi dari garter stitch.
stockinette stitch (center) vs garter stitch (border)

Di rumah banyak buku cara merajut, tapi rata2 untuk non-kidal (ya iyalah, like with most people on earth). Berjam-jam saya coba menaklukkan si purl stitch.. susah banget ternyata T__T Sampe akhirnya ternyata ada salah satu buku berjudul Chicks with Sticks yang ada instruksi buat orang kidal.. pas dicobain bisa.. Ihiyy... berhasil... saya mulai belajar dari siang.. baru berhasil sekitar jam 8 malam.. dipotong waktu shalat, makan, jajan sate padang dan dimsum di Tanjung Barat, sama belajar motor matic. Hehe.

Setelahnya, saya sekalian belajar cara increase dan decrease yaitu menambah dan mengurangi jumlah rantai pada rajutan. And that was easy, thank God.

My next knitting project, yang sedianya akan diinisiasi hari ini (Day 6 of Misi21), adalah bikin baby sweater. Ih buat siapaa?? Ada deeh... hehe.

Monday, 14 February 2011

#Misi21 Day 4: cleanup time!

Salah satu terapi terbaik mengatasi stres dan suntuk adalah... beres2! Saya bukan orang yang doyan beres2, my husband is better at that than me.. Tapi pasti semua setuju kalo beres2 bisa membuat suasana hati jadi lebih baik. Biasanya it also involves some furniture rearranging. Yup, saya bakal suntuk kalo perabotan di kamar atau rumah letaknya di situ2 aja. Beberapa bulan sekali pasti diubah2 posisinya, dan saya selalu merasa lebih baik setelahnya. Kali ini yang beruntung ditata kembali oleh saya adalah meja nakas dan meja rias. Barang2 yang geletakan di atas meja (yes, my bad habit of hardly putting things back in their places, one that my husband complains about :D ) diberesin.. terus posisi meja nakas dan meja rias saya atur ulang. Hasilnya: a neater room of course, and one happy woman ;)
This entry was posted in

#Misi21 Day 3: family day out

#Misi21 hari ketiga saya adalah keluar sama suami dan Mama. Jarang banget kita jalan bareng keluar karena suami dan Mama sama2 sibuk. Sayanya sih nggak yah, kan pengangguran hehe. Udah gitu saya yang nyetir, karena supir lagi mudik. Meskipun hari itu lagi mabok paginya, dibela2in nemenin Mama, karena mikirnya kapan lagi bisa jalan bareng dan menyenangkan orang tua disupirin perginya.

Rutenya cuma ke Tebet, Radio Dalam, Pondok Indah, trus pulang ke Pasar Minggu. Alhamdulillah aman, kenyang, menyenangkan.. Meskipun besoknya kecapean, tapi worth it lah. My favourite part tentunya jalan dan makan bareng di mall, something I haven't done in a long time. Had a really good time that day.. tinggal nunggu si Ade pulang trus kita jalan bareng lagi deh :)

#Misi21 Day 2: listen to sermon on radio

Beberapa tahun yang lalu (yes, it's that long ago) saya rajin banget habis shalat Subuh nggak tidur lagi, tapi dengerin taushiah Aa Gym dan timnya di MQFM. FYI saya lumayan ngefans banget sama da'i kondang satu ini. Despite what the news says about him, kalo dia lagi membagikan ilmunya, buat saya "ngena" banget. Anyway, dulu waktu di Bandung hampir tiap malam Jum'at datang ke pesantrennya buat ikut pengajiannya. Pas pindah Jakarta, ya cuma bisa dengerin lewat radio, yang disiarin RRI Pro 2 FM sama Delta FM Jakarta.

Tapi akhir2 ini, kegiatan saya habis shalat Subuh itu tidur lagi. Hehe. Si Akang udah sering mengingatkan, katany kalo tidur lagi, ga dapet rejeki yang lagi dibagi2in malaikat habis Subuh. Akang mah memang kebiasaannya ga pernah tidur habis shalat Subuh, kalo hari kerja langsung siap2 buat ke kantor (siapa suruh datang Jakarta).

Kadang2 kalo Subuh ga tidur lagi, langganannya nonton Mamah dan Aa di Indosiar. Tapi kemaren karena nemu handsfree HP, jadi bisa nyalain radionya, dan terdengarlah suara Aa di radio. Lumayan nambah ilmu agama dan senantiasa diingatkan untuk tetap istiqamah dalam menjalankan agama rahmat Islam kita ini.

Friday, 11 February 2011

#Misi21 Day 1: start writing novel

First of all, let me just say... the previous post is a bit emotional, isn't it? Ehehehee.. the worst part is, I said in that post that I wasn't emotional! Hmm.. blame the hormones ;p

Second of all, I failed my first attempt to do #Misi21. It was going to well until I went on a spontaneous trip to Australia. Yups, I got a ticket Jakarta-Melbourne-Sydney-Jakarta one day before I was due to depart. I was told of the trip only three days before departure. Nah, Misi21 terakhir saya adalah that spontaneous trip yang ceritanya saya tuangkan di post sendiri nanti ya. Di Aussie kan sibuk kesana-kemari, jadi chaperone, jadi boro-boro mikirin Misi21. Sekembalinya ke Tanah Air, yang ada tepar di rumah, doing nothing istirahat, jadi ga kepikiran Misi21 karena males2an terus selama beberapa hari hehe. Nah abis itu mulai males deh mulai lagi.. baru hari ini semangats.

Hari ini jadi Misi21 saya adalah mulai menulis novel. Sudah dari duluu pengen bisa menyelesaikan 1 novel, tapi kena writer's block mulu. Geregetan jadinya. Karena sekarang kan saya pengangguran, jika waktunya bisa dipakai untuk menulis novel kan jadi tidak terbuang percuma. Tapi begitu duduk dihadapan laptop dan buka Word, blank deh ga bisa nulis.

Tadi pagi tiba2 dapet pencerahan ide untuk plot novel yang baru. Habis mandi dan shalat dhuha mulai deh dikembangkan, dan Alhamdulillah mulai lancar pengembangan cerita dan kata-kata.. Sekarang sudah jadi prolognya dan sedikit Bab 1. Berhubung sudah mulai malam, lagi ada tamu dan sebentar lagi suami pulang, jadi disudahi dulu.

Ya Allah, semoga Engkau terus menganugerahiku dengan kelancaran kata-kata sehingga novel ini bisa selesai... amin.

Alanda,Twitter, dan Saya


Beberapa hari yang lalu, ada seorang teman di Twitter men-tweet tentang “terusiknya rasa keadilan” yang merujuk pada cerita Alanda Kariza, mahasiswi 19 tahun yang curhat di blog-nya tentang ibunya yang divonis 10 tahun penjara dan denda 10 milyar rupiah terkait kasus bombastis Bank Century. Alanda, yang aktif di Twitter, men-tweet tentang tulisan di blog-nya, yang langsung di-retweet (RT) para pengguna Twitter Indonesia. Dalam waktu hanya beberapa hari tersebut, kisahnya sudah merambah komunitas Twitter yang memberi dukungan kepada Alanda, beberapa menggunakan hashtag #helpAlanda. Pesohor Twitter Indonesia seperti Goenawan Moehamad juga turut me-retweet, juga para tokoh lainnya seperti Todung Mulya Lubis. Berita ini pun merambah dari jurnalisme Twitter ke jurnalisme jalur “resmi”, media cetak maupun elektronik berlomba memberitakan kasus ibu Alanda ini. Bahkan, hari ini (Jum’at, 11/02/2011), kisah Alanda menghiasi halaman depan harian nasional terkemuka Kompas.

Saya tidak ingin bercerita lebih jauh tentang kisah Alanda, karena pasti para netizen sudah pada tahu, kalau belum, Google pasti akan memberikan jawaban lebih baik dan rinci. Saya hanya ingin berbagi bagaimana penyikapan kita (ehm, lebih tepatnya saya kali ya..) tentang kasus ini.

Seperti yang dilihat, reaksi publik, setidaknya yang terekam di dunia maya ini, mendukung Alanda, yang menyatakan betapa tidak adilnya hukuman yang dijatuhkan kepada ibunya, jika dibandingkan dengan bosnya yang dihukum lebih ringan, atau jika dibandingkan dengan Gayus Tambunan. Tetapi ada juga yang melihat sikap Alanda dan dukungan terhadapnya berlebihan. Karena koruptor ya tetap koruptor. Dan bagaimanapun putusan pengadilan tidak sembarangan, pasti melalui proses yang meskipun sarat “keanehan”, tidak mungkin sebejat itu.

Saya memang tidak menyangkal kalau hukum di Indonesia carut-marut. Namun, saya berpendapat bahwa dukungan terhadap Alanda, yang ditunjukkan dengan satu RT di Twitter dan beberapa kalimat dengan 140 karakter lebih terhadap emosional dan latah. Call me insensitive, then. Tapi saya mengerti bagaimana emosi terpancing membaca berita 140 karakter yang kontroversial. Dengan membaca 140 karakter, hati bisa bergejolak dan penuh prasangka, dan balasan kita yang 140 karakter itu bisa dinilai orang lain dan membuat hati mereka sama bergejolaknya.

Saya bisa sedikit tidak terlalu emosional, karena saya mengerti kasus ini dan bisa berempati dengan rasa yang lebih tenang. Saya bukan ahli hukum, dan tidak ada sangkut-pautnya dengan Bank Century. Tapi saya mengalami sendiri yang disebut “keatidakadilan hukum di Indonesia” yang melibatkan anggota keluarga. Seperti Alanda, saya juga merasa anggota keluarga tersebut tidak bersalah. Betapa hidup kami terusik dengan apa yang terjadi sudah bertahun-tahun belakangan ini. Ya, saya mengalaminya bertahun-tahun, dan belum juga reda. Tiap hari kami berjuang, tiap hari kami hanya bisa berdoa dan tetap melakukan yang terbaik bagi diri kami, keluarga kami, dan juga bangsa yang kami cintai. Sandungan-sandungan itu tetap ada. Namun, saat ini saya sudah mulai ikhlas. Hanya keyakinan kami bahwa kebaikan akan menang pada akhirnya yang membuat kami bisa terus bertahan. Keyakinan itulah yang membuat kami lebih kuat, lebih pasrah, dan lebih bijak.

Apapun yang terjadi, itu yang terbaik. Pada akhirnya, kita akan menjadi orang yang lebih baik. Cobaan menjadikan kita kuat. Ujian di dunia yang bisa kita atasi menjamin kesempatan kita mendapat tempat yang baik di akhirat. Itu yang bisa saya katakan untuk Alanda. Allah tidak akan menguji hambaNya jika dia tidak mampu melewatinya. Dan keberhasilan kita melewati ujianNya menjadikan kita lebih mulia dihadapanNya. Jangan pernah berhenti percaya, dan jangan sampai mengutuk manusia lainnya. Percaya Allah akan membalas dia yang bersalah, percaya Allah akan menggugurkan dosa-dosa kita dan menambahkan dosa-dosa itu ke mereka yang zhalim. Berdoalah terus, berdoalah mereka diberi hidayah oleh Allah. Berdoalah seluruh negeri ini akan dihujani oleh hidayahNya, sehingga tercipta negeri kita yang sejahtera dan madani. Ingat, saat semua terenggut dari kita, hanya iman yang tidak bisa secara paksa direnggut manusia jika kita haqqul yaqin. Itulah kekuatan kita. Bertahanlah, dan teruslah percaya pada kebaikan.

Dan untuk para  netizen dan pengguna Twitter, saya menyarankan untuk menggunakannya dengan bijak. Sebelum berpendapat, pikirkanlah konsekuensinya. Hindari su'uzon, asal RT, dan tweet2 penuh emosi. Jangan terlalu cepat menilai orang dari 140 karakter. Well, overall, don't judge people. We don't have th e right to, itu bagiannya Allah yang menilai manusia. See things from all sides, stay objective and most of all positive. Hanya kebaikan yang bisa menghasilkan kebaikan. Being good never does harm, even though sometimes it doesn't seem that way.

Saya jadi sangat ingin menutup akun Twitter saya kembali.. saya takut akan jadi (mungkin sudah jadi) berkacamata kuda dengan menggunakan Twitter tiap hari.

Allahumma arinil haqqa haqqa war zuqnittibaa‘ah waarinil baathila baathila war zuqnittinaabah. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamin.
Ya Allah, perlihatkan kepadaku, kebenaran itu sebagai suatu hal yang benar, dan anugerahkan kepadaku kekuatan untuk mengikuti kebenaran itu. Dan perlihatkan kepadaku kesalahan itu sebagai suatu hal yang salah, dan anugerahkan kepadaku kekuatan untuk menjauhi kesalahan itu. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Amin.