Padahal kemaren liat Mbak bikin minyak klentik lama bener direbusnya.. udah gitu rendemen eh hasilnya (haha keluar deh sarjana kimia-nya) sedikit banget.. paling sekitar 20% gitu. Dan, minyak klentik itu beda sama VCO, karena dibuatnya dengan proses pemanasan, sesungguhnya kandungan asam lemak yg didalamnya itu tidak sebagus VCO yang mengandung kebanyakan asam lemak rantai sedang yang baik untuk kesehatan. Jadi minyak klentik, meskipun sama2 minyak kelapa, kandungannya malah mirip minyak goreng yang lebih mengandung asam lemak rantai panjang yang bisa memicu kolesterol.
Nah, kalo VCO, gimana dibuatnya? Yang jelas ga pake pemanasan, kalaupun dipanaskan, itu suhunya rendah, cuma buat biar rendemennya lebih banyak aja. Biasanya VCO dibuat dengan cara pengadukan sampai emulsi santannya terpecah, jadi terpisahlah si air dengan minyak. Minyaknya sendiri, karena murni, warnanya putih jernih seperti air. Rasanya juga lebih wangi, ga ada rasa gosong2 seperti minyak klentik, dan pas diminum sih buat saya lebih segar, tidak bikin eneg seperti minyak klentik. Ada lagi pembuatan VCO menggunakan enzim, yaitu menggunakan enzim protease yang memecah ikatan protein antara minyak dan lemak. Kebetulan emang ini saya ahlinya, haha, soalnya waktu S1 tugas akhir saya ya bikin VCO ini pake enzim dari nanas:
PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN EKSTRAK NANAS
ENZYMATIC PRODUCTION OF VIRGIN COCONUT OIL USING PINEAPPLE EXTRACT
Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2007-11-22 10:37:59
Oleh : Wichitra Yasya (NIM 105 02 024), S1 - Department of Chemistry
ABSTRAK:
Minyak kelapa murni, VCO (virgin coconut oil) diketahui memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Salah satu metode ekstraksi minyak kelapa murni adalah penggunaan protease, diantaranya bromelain dari nanas, untuk memecah emulsi santan. Dalam penelitian ini, ekstraksi minyak kelapa murni dari santan dilakukan dengan penambahan bromelain dari akar nanas, bonggol dan daging buah nanas. Hasil tertinggi didapat dengan penambahan serbuk akar nanas kering pada krim santan, yaitu sebesar 42,5%. Daging nanas muda memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan nanas tua. Penggunaan bonggol dan daging buah nanas memberikan hasil optimum bila digunakan dengan perbandingan volume ekstrak nanas dan krim santan 4 : 3, sementara untuk akar nanas adalah 25 mg serbuk akar/mL krim santan. Suhu tidak mempengaruhi ekstraksi minyak menggunakan bromelain. Pada kisaran pH optimum bromelain, ekstraksi minyak juga tidak mengalami perubahan signifikan. Bilangan iod dan bilangan asam pada minyak kelapa murni hasil ekstraksi masih memenuhi standar mutu VCO, sementara kadar air berada di atas batas maksimum yang diperbolehkan. Minyak hasil ekstraksi menggunakan nanas memiliki kandungan asam laurat yang tinggi, yakni berkisar antara 55-58%, dengan total kandungan asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acid, MCFA) berkisar antara 59-83%. Kandungan asam laurat dan MCFA total tertinggi dihasilkan oleh minyak hasil ekstraksi menggunakan ekstrak buah nanas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa produksi minyak kelapa murni menggunakan protease nanas sangat menjanjikan karena metodenya sederhana dan hasil yang diperoleh cukup memuaskan.
Jadi sebenernya gampang bikin VCO sendiri itu, ga usah pake alat canggih2 (ya dipabriknya emang pake mixer gede gitu sih). Tinggal campurin aja santan sama nanas, trus didiamkan semalam, besoknya udah misah deh tuh. Cuma yang ribet ya misahin si minyak dengan blondo/galendo (yang berwarna putih). Kalo pake cara pemanasan kan si blondo jadi padat gitu, jadi tinggal disaring aja, blondonya dibuang atau dimakan (hehe, gurih2 enak rasanya). Nah, kalo dengan metode nanas atau pengadukan ya meskipun terpisah, tapi masih sama2 bentuknya agak cair (minyak dan air). Kalo di lab sih bisa pake corong pisah, atau si minyak yang ada di lapisan atas saya ambil pake pipet (karena kerja pake botol kecil, ga ada corong pisah yang mini ^_^).
Jadi daripada ribet, ya beli aja sih VCO-nya.. toh ga mahal2 banget. Dan ini multifungsi loh, selain bisa diminum, bisa juga buat pijat2 (ehm, pijat perineum, ehm!), bisa diolesin di puting kalo lecet (karena kandungan nabati gapapa tertelan bayi), dan katanya bisa nyembuhin bruntusan di kulit bayi dan juga bisa jadi hair lotion bayi... hebat kan VCO?!? Harganya juga udah ga terlalu mahal sekarang.. ga kaya tahun 2007 pas saya TA tuh lagi hot2nya tentang VCO. Tapi Insya Allah khasiatnya masih sama kok... bisa buat diet dan mengatasi berbagai macam penyakit (lupa apa aja, harus buka skripsi dulu hohoh).
Jadi mulai sekarang Insya Allah bakal mengkonsumsi VCO 3x1 sendok makan tiap hari. Takut gendut? Nope. Seperti dibilang diatas kan VCO malah bagus buat diet, si MCFA (asam lemak rantai sedang) itu malah memecah lemak. Hari ini udah minum minyak klentik 1 sendok makan (kan udah dibikin Mbak dengan susah payah, ya saya minum dulu deh)... nyamm.. malah enak, ga ada eneg2nya hihi. Mudah2an beneran bikin lahiran lancar (katanya jadi licin gitu deh), dan bikin kulit Babybee ikut licin dan bercahaya, amiinn!!
Footnote ga nyambung tapi pengen dicurhatin:
Ternyata dosen pembimbing saya meneruskan penelitian saya lho.. beliau sendiri pernah nanya2 waktu lagi riset di Belanda, terus saya baru tahu kalo ada anak bimbingannya yang S2 meneruskan penelitian saya. Pas di Google juga, ada beberapa orang yang menjadikan skripsi saya sebagai referensi.. Rasanya gimanaa gitu yah, jadi referensi orang haha. Padahal saya merasa itu penelitian abal2 loh, kalo liat yang dilakukan orang2 lain yang berhubungan dengan ini, mereka pake metode yang sangat ilmiah dan kimiawi banget.. sementara saya ya itu tadi, cuma parut kelapa - peras santan - ngejus buah nanas/hancurin bonggol dan akar nanas - campurin santan ke nanas.. haha jadi kaya TA Tata Boga kan! Yang agak keren mah paling analisis kandungan asam lemak pake alat gas chromatography aja, itupun yang ngerjain kan analisnya bukan saya, saya cuma dikasih print-an doang hehe. Yah tapi seneng, tujuan bikin penelitian ini untuk manfaat orang banyak (gampang aplikasinya, ga terlalu ilmiah) tercapai ;)
Hwoaa wichi hebat. penelitiannya dilanjutin ma pembimbing. ajegilee.. *menciut*
ReplyDeletejadi jadi beli VCO itu dimana ya? gw juga sering baca VCO bagus buat diaper rash