I can feel it already. 2020 is a year of changes. Like, big totally life-changing events are/will be going on.
Changes in career. In relationships. I. Mind and body. (Tapi jumlah anak kykny tetep sih #kutetepusahadanakangteteppuasberanakdua 😅)
Tapi awal tahun aku selalu optimis. Berhasil mengubah arah, bikin kebiasaan baru dll dsb... Lalu masuk tengah sampe akhir tahun it all comes spiralling down. Setelah kupelajari selama bertahun2 siklus hidupku seperti itu. Akhir tahun itu adalh darkest of dark days. Awal tahun penuh optimisme dan keceriaan. How do I know? Selain dari memori juga dari postingan Instagram diri. Hahaha. Lumayan ya jadi buat refleksi diri. Dan mungkin itu yang akan jadi pembeda tahun ini dengan tahun2 sebelumnya. Aku jadi lebih self aware. Jadi lebih mikir ini maudi Awa kemana sih? Maybe analogous with Prophet Muhammad shalallahu alaihi wasallam's own quest upon entering 40 years old.. (eh tapi kumasih ada beberapa taon sebelum 40 yaa....) Kalau kata Ust Harry Santosa penggerak Fitrah Based Education usia 40 itu saatnya menerima misi hidup dari Sang Khalik. Jadi wajar biasanya manusia mengalami kegalauan. Orang Barat bilangnya midlife crisis kali ya.
Ketika ada masalah di kantor, Akang nanya "is this career path what you really want to do for the rest of your professional life?" Mengingat kepusingannya di kantor sama fruit child milenial yang labil soal kerjaan (kasiannya Akang si Gen Y yang beristrikan anak milenial). Dikiranya anak muda seumuran istrinya (iyain aja masih anak muda) semuanya susah settle di 1 kerjaan. (gw udah pindah profesi 4x sih selama lulus S1). Akhirnya memutuskan untuk berubah. Masih di jenis karier yang sama karena sudah kadung memulai (dan adalah pekerjaanku yg paling lama dijalani) tapi akan mengalami perubahan supaya bisa tetap menjalani dengan maksimal. Doakan ya gaes :')
Lalu awal tahun demi mendukung perubahan diri itu, aku beranikan MCU. Karena emang gak ada fasilitas kantor ya nunggu bonusan dari koreksian ujian dan sidang skripsi. Hasilnya wow mencengangkan. Berhasil turn my life around. Dari yang doyan rebahan,a mikir gimana bisa mencapai target 6000 steps per hari. Dari yang makan apa aja yg penting happy, akhirnya mulai nyetok lebih banyak sayur dan kembali ke dapur masak lagi minimal untuk diri sendiri. Dari yang segala request kerjaan dijalani, sekarang bomat, kalo emang cape ya jujur bilang cape, sakit.
Aiu inget ada orang deketku yg bilang : KANTOR BISA CARI ORANG LAIN UNTUK GANTIIN KAMU. TAPI CUMA ADA SATU WICHI. SUAMI DAN ANAK2 CUMA PUNYA SATU ISTRI DAN IBU.
That's all that matters right?
Kalau di ilmu optometri 20/20 vision adalah penglihatan sempurna. I may not ever be free from eyeglasses, but I am determined to have clearer vision of my life in 2020. Semoga tercapai. Aamiin.
Changes in career. In relationships. I. Mind and body. (Tapi jumlah anak kykny tetep sih #kutetepusahadanakangteteppuasberanakdua 😅)
Tapi awal tahun aku selalu optimis. Berhasil mengubah arah, bikin kebiasaan baru dll dsb... Lalu masuk tengah sampe akhir tahun it all comes spiralling down. Setelah kupelajari selama bertahun2 siklus hidupku seperti itu. Akhir tahun itu adalh darkest of dark days. Awal tahun penuh optimisme dan keceriaan. How do I know? Selain dari memori juga dari postingan Instagram diri. Hahaha. Lumayan ya jadi buat refleksi diri. Dan mungkin itu yang akan jadi pembeda tahun ini dengan tahun2 sebelumnya. Aku jadi lebih self aware. Jadi lebih mikir ini maudi Awa kemana sih? Maybe analogous with Prophet Muhammad shalallahu alaihi wasallam's own quest upon entering 40 years old.. (eh tapi kumasih ada beberapa taon sebelum 40 yaa....) Kalau kata Ust Harry Santosa penggerak Fitrah Based Education usia 40 itu saatnya menerima misi hidup dari Sang Khalik. Jadi wajar biasanya manusia mengalami kegalauan. Orang Barat bilangnya midlife crisis kali ya.
Ketika ada masalah di kantor, Akang nanya "is this career path what you really want to do for the rest of your professional life?" Mengingat kepusingannya di kantor sama fruit child milenial yang labil soal kerjaan (kasiannya Akang si Gen Y yang beristrikan anak milenial). Dikiranya anak muda seumuran istrinya (iyain aja masih anak muda) semuanya susah settle di 1 kerjaan. (gw udah pindah profesi 4x sih selama lulus S1). Akhirnya memutuskan untuk berubah. Masih di jenis karier yang sama karena sudah kadung memulai (dan adalah pekerjaanku yg paling lama dijalani) tapi akan mengalami perubahan supaya bisa tetap menjalani dengan maksimal. Doakan ya gaes :')
Lalu awal tahun demi mendukung perubahan diri itu, aku beranikan MCU. Karena emang gak ada fasilitas kantor ya nunggu bonusan dari koreksian ujian dan sidang skripsi. Hasilnya wow mencengangkan. Berhasil turn my life around. Dari yang doyan rebahan,a mikir gimana bisa mencapai target 6000 steps per hari. Dari yang makan apa aja yg penting happy, akhirnya mulai nyetok lebih banyak sayur dan kembali ke dapur masak lagi minimal untuk diri sendiri. Dari yang segala request kerjaan dijalani, sekarang bomat, kalo emang cape ya jujur bilang cape, sakit.
Aiu inget ada orang deketku yg bilang : KANTOR BISA CARI ORANG LAIN UNTUK GANTIIN KAMU. TAPI CUMA ADA SATU WICHI. SUAMI DAN ANAK2 CUMA PUNYA SATU ISTRI DAN IBU.
That's all that matters right?
Kalau di ilmu optometri 20/20 vision adalah penglihatan sempurna. I may not ever be free from eyeglasses, but I am determined to have clearer vision of my life in 2020. Semoga tercapai. Aamiin.